Palembang – Persoalan banjir di Kota Palembang seolah menjadi momok bagi masyarakat. Tidak hanya di Kota metropolitan Palembang saja namun terjadi diseluruh dunia. Banjir menjadi ancaman ketika hujan lebat tiba.
Selama ini setiap kali banjir, masyarakat kerap menuding pemerintah yang tidak becus dalam penanganannya, namun jika tidak didukung oleh masyarakat sebagai peduli akan lingkungan maka upaya pemerintah hanya sia-sia.
Beberapa waktu lalu Dinas PUPR kota Palembang menggelar sosialisasi terkait masalah banjir di Kota Palembang dengan menghadirkan sebagai narasumber yakni dari Balai Besar, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan), Dandim, Praktisi Pendidikan, pemerintah terkait hingga dilevel Rukun Tetangga, di ruang rapat Parameswara Pemkot Palembang, Selasa (14/2/2023).
Kadis PUPR Palembang Ahmad Bastari, menyampaikan bahwa kota Palembang sebetulnya terus berupaya mengatasi banjir, salah satunya dengan upaya membangun kolam retensi. Bahkan selama 10 tahun terakhir ini dari 12 kolam retensi menjadi 46 kolam retensi.
“Kita butuh sampai 120 kolam retensi, sementara kita masih punya 46 dengan persoalan masih asa 15 titik banjir di Kota Palembang,” ujarnya
Bastari juga menyampaikan bahwa untuk tahun ini targetnya bisa-bisa membangun 2 sampai 3 kolam retensi. Karena untuk membangun kolam retensi setidaknya butuh Rp.1 miliar untuk satu kolam retensi. Sementara kebutuhan kolam retensi masih 74 kolam retensi untuk mencapai 120 yang dibutuhkan Kota Palembang.
“Saat ini, saya menyadari persoalan yang ditemukan oleh Dinas PUPR juga persoalan lahan. Untuk membangun retensi idealnya butuh luas 2 sampai 3 hektar,” ungkapnya.
“Selain itu, persoalan lain adalah pembongkaran bangunan yang menghambat jalannya aliran air yang butuh penangangan persuasif ke masyarakat. Dan kita baru bisa 300 bangunan yang dibongkar hingga saat ini,” katanya.
Bastari juga menjelaskan bahwa dari Dinas PUPR kota Palembang telah membentuk komunitas peduli, dan komunitas banjir.
Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang Sumber Daya Alam, Irigasi dan Limbah (SDA-IL), PUPR Kota Palembang R A Marlina Sylvia, yang menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini adalah kegiatan mendengarkan, komunikasi dua arah. Mencari solusi dan menyamakan persepsi, dan setelah ini akan membentuk Whatsapp (WA) Grup sebagai wadah komunikasi.
“ Kita terus membangun komunikasi ke warga kota ada keluhan sampaikan ke grup Whatsapp, kita menghimbau agar masyarakat bersama untuk bersinergi dan bersama untuk gotong royong, Apalagi jika ada warga yang ikhlas menolong dan membantu untuk menghibahkan lahan, karena memang pembebasan lahan menjadi salah satu persoalan,” bebernya (daeng)